IGeO 2012: Throwback Sebuah Pengalaman


Halo semua! 안녕!!

Sebentar lagi dah mau masuk semester 2 nih (yang artinya bakal stres lagi). Tapi sebelum masuk dan mungkin jarang cerita *kayak sering posting aja wkwk*, ada satu pengalaman yang ingin aku ceritakan. Terjadi tepat empat tahun lalu, dan merupakan pengalaman pertama ke luar negeri :). 
Pengalaman pertama ke negeri seberang memang gak bakal terlupakan. Ada serunya, tapi banyak sedih, sakit hati, dan menguras emosi juga (gak cuma karena medali lho ya). Tapi sekarang, mari kita buang hal-hal yang menyedihkan dan ambil positifnya saja ^^.
Tepi Sungai Rhein, Cologne ^^
Jadi ini semua bermula dari lomba geografi dan geosains yang diadakan di ITB. Pernah aku singgung dikit sih di postingan sebelumnya: Olimpiade Sains: Sebuah Kisah Perjalanan Part 1 dan Part 2. Nah, intinya itu cuma coba-coba ikut lomba, lalu alhamdulillah dapat juara 3 sehingga dikirim ke International Geography Olympiad (IGeO) di Cologne, Jerman. Nah, karena Indonesia baru pertama kali mengirim wakilnya, dana dari pemerintah pun belum ada dsb. Jadi, pelatihan pun materinya semampunya dan juga hectic ngurusin sponsor (kayak antara jadi berangkat atau gak gitu).
Tim IGeO Indonesia yang pertama, sebelum berangkat
Sebelumnya langsung ke bagian sedih dulu aja. Pasti kecewa gitu gak dapat medali, apalagi ini berhubungan sama sponsor dan aku juga ngorbanin waktu buat belajar OSN. Tapi lebih dari itu, sepanjang perjalanan rasanya tidak nyaman dan juga mengorbankan perasaan (kalau mau bayangan seberapa parahnya, bayangin nangis di toilet kereta internasional Jerman-Belgia). Anyway, mungkin karena aku masih muda (paling muda di antara empat siswa) jadi seperti dianakbawangkan (bisa juga karena aku paling gak bisa nyari sponsor sendiri dan gak dapat apa apa). Tapi masih muda gitu jadi juga gampang baperan kan wkwk. 

Beralih ke bagian serunya. Jadi memang sejak lama kan aku pengen ke luar negeri, dan akhirnya kesampaian juga. Di keluarga (bukan keluarga besar lho ya) aku juga yang pertama ke luar negeri (orang tua pergi haji beberapa bulan setelahnya). Nah, itu pertama kali naik pesawat internasional dan dapatnya Fly Emirates :D. Bahkan sampai sekarang aku masih ngerasa kalau maskapai yang paling enak dan ramah itu emirates (sorry Garuda). Dan yang paling aku suka, di pesawatnya ada kamera depan sama bawah, jadi pas landing sama take off bisa kelihatan kota/negaranya (waktu itu aku dapat tempat di tengah soalnya). 
Bisa kelihatan pulau buatan dari kamera bawah pesawat :).

Nah, karena pakai Emirates, otomatis transitnya di Dubai. Iya, DUBAI wkwkwk (maklum itu pertama kali). Baru sekali itu lihat bandara segedhe dan sebagus itu. Suasananya internasional banget, dengan berbagai merek yang cuma pernah aku denger. Transitnya lama sih, semalam, jadinya dapat kupon makan :). 

Lalu akhirnya sampai di Jerman, tepatnya bandara Dusseldorf. Pertama kali ke luar negeri dan langsung menginjak Eropa itu sesuatu banget, harus aku bilang. Dari Dusseldorf ke Colognenya naik kereta. Itu juga pertama kali aku nemu kereta sehalus dan sebagus itu :D (walaupun sistem tiketnya agak bingungin, jadinya kita berdiri terus, gak tahu harus gemana). Lalu sampai Cologne juga harus muter-muter nyari hostelnya (padahal ternyata deket banget sama stasiun utama). 
Waktu sampai di Bandara Dusseldorf

Waktu IGeO sendiri juga memberi pengalaman tersendiri. Bisa bertemu siswa-siswa dari berbagai dunia dan berinteraksi dengan budaya mereka secara langsung. Walaupun aku akui sih, aku kena culture shock sepanjang acara. Yang pertama jelas pakaian. Itu musim panas, dan sebenernya wajar buat orang sana untuk pakai pakaian yang minim. Cuman di universitas tempat venuenya (tepatnya University of Cologne), dosen perempuan pun cuma pakai baju u-can-see dan rok standar. Lalu yang kedua makanannya. Itu bener-bener pertama kali ke luar negeri dan gak ketemu nasi. Tiap hari makannya roti, sereal, sandwhich (roti juga sih), pasta atau kentang. Rasanya tersiksa gitu, ada yang kurang di hidup wkwk. Saking gak makan nasinya, pas aku mendarat di Soekarno Hatta dan makan KFC, nasinya rasanya enaakkkk banget wkwkwk. Padahal setelah aku coba makan habis dari luar negeri tahun-tahun berikutnya, rasanya biasa aja haha. Tapi susu di kafetaria hostelnya enak banget lho ^^. Bahkan bisa aku bilang susu terenak yang pernah aku minum wkwk. Satu lagi yang aku temuin, ternyata orang barat itu masalah asmara gampangan banget (no offense). Masak beberapa hari baru ketemu udah ada yang pacaran (cewek Australi sama cowok Denmark). Kita berempat semua terheran-heran kok wkwk.
Pembukaan IGeO 2012
Terus aku juga ada masalah sama bahasa Inggrisnya. Maksudku aku cukup lancar, tapi untuk berinteraksi sehari-hari aku masih kurang waktu itu. Dan semuanya punya logat masing-masing, bahkan untuk native speaker. Kan waktu itu ada tim dari UK, Australia, Selandia Baru, dan observer dari USA. Percaya deh, waktu mereka bicara aku bisa bedain logatnya. Bahkan, anak-anak dari Inggris raya pun, empat-empatnya beda dialek. Yang aku bisa ngerti cuma satu, cewek, soalnya logat dia kayak di buku-buku bahasa Inggris dari Longman wkwkwk. Alhasil aku gak terlalu gaul sama anak eropa, lebih banyak dari Asia, terutama Jepang, karena bahasa Inggris kita sama-sama gak terlalu bagus wkwk (tapi emang ada kecenderungan Eropa ngumpul sama Eropa, Asia sama Asia). O ya, lalu yang dari China waktu itu ada empat tim: China Mainland, Hongkong, Taiwan, sama Macau. Masalah politik sih, tapi aku waktu itu baru sadar haha. Lalu ada juga masalah alkohol. Waktu pulang malem-malem, aku ngelihat ada beberapa pemuda (kayaknya mahasiswa) yang bawa troli isinya penuh bir berbotol-botol! Terus sering juga ketemu orang mabuk sama muntahan di jalan waktu pulang malem, ckckck...
Sama anak-anak Jepang di deket pabrik coklat

Terus, aku belajar satu hal menarik: Alegori Plato! Jadi ceritanya di IGeO ada cultural night. Semua peserta dibagi ke empat tema besar, yang dibagi lagi jadi beberapa tim. Waktu itu aku dapet foto, dan aku milih pertunjukan tentang alegori plato ini. Gak terlalu banyak yang pengen ikutan, tapi ini berkesan banget. Agak susah jelasin alegori plato, jadi mending lihat video di bawah (video yang sama dengan yang aku tonton di Jerman) :D. Intinya, jangan hanya percaya perkataan orang tentang sesuatu, misal tempat/orang/benda dll sebelum pernah mengalaminya langsung. Nah, konsep ini bantu aku ke depannya biar gak terjebak sama stereotip umum sehingga lebih open minded ^^.

Dan ada beberapa pertanyaan unik selama IGeO sendiri. Waktu latihan field work, ada anak Selandia Baru (keturunan cina sih) yang nanya: Indonesia makanan pokoknya apa? Mie Instan ya? *Oh yeah, thanks so much Indomie, you are soooo popular*. Aku bengong sendiri kan, terus aku jawab nasi, kalau mie instan buat selingan doang. Ada juga guide yang nanya jumlah pulau di Indonesia, terus keliatan kaget gitu waktu aku bilang 17 ribu pulau *bangga*. Lalu waktu presentasi poster (ada gituan, waktu itu tentang bendungan bawah tanah di Gunung Kidul), ada anak British nanya, emang Indonesia punya dana buat bangun gituan? *ngeselin kan? -__-"*. Walaupun emang sih proyek gitu ada investasi asing, tapi gak harus segitunya juga kan.... Terus aku juga dapet pertanyaan tentang Islam. Ada yang tanya makanan halal haram, ada juga yang bilang tertarik sama budaya Islam. Itu pertama kali lho aku nemu yg kayak gitu.
Poster Tim Indonesia
Foto di depan poster tim Jepang

Waktu penutupan, pertama kali lihat konser Philip Harmonic Orchestra

Dan jalan-jalan? Jangan ditanya! Puas banget waktu itu jalan-jalan di Colognenya, dari pakai tram (pertama kali naik tram) sampai pakai bus. Soalnya waktu itu ada lumayan banyak waktu bebas, terus ada juga sesi jalan-jalan sama mahasiswa sana. Dari Cologne Chatedral, museum coklat, plaza kota, tepi sungai, sampai ke mall di luar kota. Terus yang unik, waktu jalan-jalan grup, ada tempat pengolahan limbah yang dibuat jadi tempat wisata. Bahkan bisa bermalam di bangunan yang kayak gentong dihorisontalin! Dan gak bau sama sekali! (walaupun agak kesel sih, grup satunya ke vila peristirahatan Julius Caesar, yang, kata temen yang kesana, keindahannya ngalahin Paris) Walaupun sayang banget aku gak beli suvenir dari Cologne (habis mahal sih, rata-rata 3-5 euro cuma buat gantungan kunci). Tapi aku sama mas Anzja borong banyak banget coklat dari toko di museum coklat (yang mereknya Lindt itu lho). Yup, coklatnya banyak yang murah, jadi kita kayak kerasukan gitu belanjanya haha.
Foto sama mahasiswa sana yang menemani jalan-jalan
Di tepi sungai Rhein
Cologne Cathedral

Tempat pengolahan limbahnya... kelihatan rapi kan

O ya, waktu malam terakhir di IGeO, 3 anak Jepang main ke kamar kita (waktu itu cuma ada aku sama mas Anzja). Kita ngobrol banyaakk banget, walaupun agak tersendat bahasa sih. Mereka juga bawa minuman botol (teh sama soft drink lho, bukan bir). Ternyata mereka tahu banyak tentang geografi Indonesia, sampai ada yang tahu tentang jalur kapal tanker yang lewat selat Lombok (sebelumnya aku kira lewat selat Malaka). Kita juga tuker-tukeran cendera mata gitu. Pokoknya malam itu berkesan banget lah.

Nah, setelah dari Cologne, ketua delegasi (aka pembina) ngajak ke Brussel sama Paris. Sejak awal beli tiket emang belinya dari Jakarta-Dusseldorf sama Paris-Jakarta. Jadilah kita jalan-jalan (ini beneran jalan pakai kaki) seharian di Brussel sebelum naik kereta ke Paris. Kotanya bener-bener kerasa.... Eropanya wkwkwk. Lalu ada patung anak kecil lagi pipis yang terkenal. Sejarahnya sih katanya gara-gara dia kebelet tengah malam, dia bisa memberi peringatan ke warga kota kalau ada pasukan yang mau menyerang diam-diam. Lucu kan. Di Brussel gak terlalu banyak yang terkenal sih, tapi aku beli banyak oleh-oleh, soalnya murah-murah ^^. Belinya borongan lagi haha.
Di stasiun Cologne, sebelum ke Brussel

Foto di depan patung anak kecil pipis :D
Gambar artis, ketika ada festival bunga di Plaza kota Brussel

Di plaza Brusselnya
Di kereta ke Paris... Keretanya bagus banget :)
Sorenya ke Paris, setibanya di sana langsung ke hotel di Gar du Lyon. Nah di Paris, jelas banget kan kemana? Yup, Eiffel, Louvre, makam Napoleon, museum Perang Dunia 2, dsb. Kita juga jalan di tengah kota dan menikmati suasana yang Eropa banget haha. Terus yang enak lagi, buat orang asing dibawah 18 tahun (kalau warga Uni Eropa di bawah 24 tahun), masuk ke museum itu gratis. Jadinya aku masuk Louvre dan museum-museum lain tinggal nunjukin paspor (Paling muda gak terlalu buruk kok haha). Aku masih inget karena waktunya bentar banget, aku sama Mas Anzja lari-lari di Louvre. Tapi hasilnya lumayan kok, bisa liat Monalisa, The Last Supper, batu Hammurabi, dan karya seni terkenal lainnya ^^. Sayangnya di Menara Eiffel kita gak sempet naik sampai puncak, tapi waktu malamnya bisa liat juga sih. Percaya deh, Eiffel cuma bagus waktu malam hari, pas ada lampu. Kalau siang cuma kayak menara besi biasa. Satu lagi, di Paris juga ketemu sama duta Indonesia untuk UNESCO. *lupa siapa nama bapaknya* Kita diajak makan bareng di rumah beliaunya (sempet nyasar banget tapi) haha...
Foto bareng di depan hotel

Tepi Sungai Sein

Katedral Notredame

Di Louvre ^^

Lupa nama gerbangnya dan kenapa didirikan di situ :P

Foto bareng mas Anzja di depan Eiffel

The last Supper

Arc d'Triumph (bener kan ya?)

Foto bareng dubes Indonesia untuk UNESCO

Eiffel waktu malam hari, foto paling bagus padahal gak terlalu bagus


Lukisan Monalisa

Aku lupa nama patungnya

Batu Kode Hammurabi

Makamnya Napoleon di Bastille


Well, sebenarnya ada beberapa alasan sih aku baru bisa cerita sekarang. Bukan karena gak sempet lho ya, tapi memori ini sebenarnya meninggalkan beberapa bekas luka yang mendalam *gara-gara ini juga aku gak pengen apply ITB pas kelas 3*. Tapi setelah aku pikir-pikir, toh ini juga salah satu hal yang membuat aku jadi seperti sekarang ini *kayak jadi apa aja gitu kan....*. Dan juga, aku banyak belajar tentang kehidupan :)

Komentar